 |
Photo's not mine. Found it from Google. All Rights Reserved. |
Sempet beberapa kali gw tuturkan di blog gw ini kalo gw itu suka banget sama cerita2 yang time spannya itu hanya dalam itungan hari atau bahkan hanya dalam satu hari saja. Ngga harus film, buku gw juga suka banget. Nah beberapa bulan yang lalu gw lagi maen2 komputer dan hp (biasa) dn secara ga sengaja nemu deh tuh ftrailer film "Selamat Pagi, Malam" .. tapi ternyata waktu itu mereka limited release banget. Honestly, gw ga tau apakah itu cuman gimmick aja biar pada nonton, atau emang mereka memang merencanakan dari awal hanya 2 minggu saja tayang.. atau mereka saking takutnya ga laku jadi ditulisnya limited release (padahal mereka juga argetin berapa lama tayang) (mungkin budget film ini juga ga seberapa jadi si pembuat film berani hanya merelease film selamat pagi, malam ini selama 2 minggu aja. )
Dan... setelah berkali2 nonton trailer (just because I felt like it - dan karena ga sempet nonton jadinya penasaran banget) akhirnya... muncul kabar kalau mereka mau ngeluarin DVDnya yang director's cut this December! It comes with a whole lot more than just the DVD it self, it comes with an extra CD that contains the Original Soundtrack (OST), a notepad from the well known fictional Lone-Star Hotel that was featured in the movie, post cards, and an additional companion booklet.
Bisa di cek sendiri ya di twitternya @spmfilm
Untuk lebih diperjelas, gw bukan promosi, gw ngga ada sangkut paut apapun sama pihak pembuat Selamat Pagi. Malam.. cuman mau ngeshare aja sih sebenernya ya. :) Now let's get into the film!
Anyway, jadi film ini bercerita tentang 3 karakter utama yaitu 3 orang perempuan yang dari background berbeda2 yang memiliki suatu kesamaan. Yaitu.. mereka akan mengalami suatu kejadian-kejadian yang akan merubah hidup mereka pada malam yang sama. Malam yang melankolis di Jakarta. Selain cerita film ini yang hanya berlangsung dalam satu hari yang sudah memberikan poin plus buat gw, soundtrack dari film ini juga membuat gw begitu tergelitik dan tenggelam dalam angan-angan gw tentang Jakarta.
Perempuan pertama ada Gia, yang berumur early 30s yang baru saja kembali ke Jakarta setelah tinggal beberapa tahun di New York. Dia mengalami
culture shock dengan Jakarta, karena Jakarta yang sekarang sudah tidak sama lagi dengan Jakarta yang dulu. She doesn't feel like
home anymore. Ditambah lagi saat ia bertemu dengan teman lamanya Naomi yang sudah berubah. Naomi sudah lebih dulu pulang ke Jakarta dari New York sehingga si Naomi sudah terlebih dahulu juga
accustomed dengan budaya Jakarta yang sekarang,
Perempuan kedua ada Indri yang berumur middle 20s. Ceritanya disini dia itu gadis
ndeso yang kerja di Jakarta sebagai penjaga handuk di tempat
gym. Pada suatu malam ini dia berencana untuk dengan teman dunia mayanya di BBM yang bernama
Pencuri Hati. (Tambahan ;
Kalau di internet sih banyak penjelasan yang menyatakan si Indrinya ini pake hp cicilan cuman di film kayaknya kurang di tonjolkan.. Menurut gw sih ini poin penting juga karena menggambarkan betapa "maksa" nya si Indri ini karena dengan hidup yang tentu dibawah garis kemiskinan tapi bela2"in pake blackberry) kopi darat
Perempuan ketiga ada Ci Surya. Nah! Ini kesukaan gw nih. Surya ini sebenernya bukan nama aslinya perempuan ini, melainkan nama suaminya. Hidup perempuan ini sepenuhnya didedikasikan untuk suamiya sehingga orang-orang pun ngga ada yang tau dia siapa nama dia sebenernya, dia hanya di kenal sebagai Ci Surya, yakni istri dari.. si Ko Surya. Semua berjalan
fine hingga suatu hari suaminya meninggal sehingga Ci Surya kehilangan arah dalam hidup. Lebih2 lagi ketiak ia mengetahui kalau teryata selama ini suaminya memiliki simpenan.
Nah itu inti cerita dari masing2 3 perempuan itu.
Setelah gw menonton film ini... satu kata buat gw : WOW.
Sayangnya perkara gw nonton nih film di DVD (yang BTW gw harus pesen khusus online seharga 200rb yang membuat gw merasa sediki tga worth juga ya sebenernya 200rb buat begini doang, apa lagi filmya cuman 94 menit..) jadi gw merasa filmnya ternyata ga seWAH itu juga. Mungkin kalo gw nontonnya di bioskop atau kebetulan aja lagi noton di TV.. adegan2 film ini bisa terus2an stak di otak gw. Tapi anyway, gw suka banget film ini.
Menurut gw sih ya... kepribadian gw kayaknya berpengaruh besar dalam
judgement gw terhadap film ini. Gw orang yang bisa dibilang sangat sangat sangat melankolis. Jadi tentu gw suka yang sedih2.. apa lagi sinopsis dari film ini sendiripun menggunakan kata
melankolis dalam kalimat untuk menggambarkan Jakarta.
*SPOILER ALERT*
Film ini membuka mata gw kalo there's way more than meets the eye when it comes to Jakarta. There's more than just harus HAHA HIHI di restoran yang menu makanannya sok dibule2in (padahal makanan indo juga) biar kesannya leih ekslusif dan HITS aja. Jakarta itu menyimpan banyak cerita. Siang hari di Jakarta emang bikin pala mau pecah. Karena tentu dimana2 itu MACET, dan panas. Belum kalau ditambah dengan klakson mobil orang2 yang rasanya bikin pala tambah panas dan pening aja. Tapi.. take a second look of Jakarta pada malam hari. Malam hari ketika orang2 mulai secara perlahan2 membuka topeng mereka, secara perlahan2 mulai lebih jujur kepada orang lain dan diri dia sendiri. Jakara itu ga cuman ada mall doang yang banyak loh, Jakarta ada pasar senen yang menjual banyak kue2 subuh dari tengah malam, Jakarta ada monas yang merupakan ikon kota Jakarta (dan juga Indonesia). Dan tau ngga ternyata di monas orang ngga hanya sekedar nongkrong buat makan2 atau kongkow sama temen2, atau cuman hunting foto aja loh, ada juga yang lagi kerokan di monas. Sumpah ada. Makannya nonton nih film kalau ngga percaya.
Selamat Pagi, Malam begitu mengkritik para penduduknya (And of course beberapa budayanya in the most
humorous way. Like seriously, does everything have be imported? Kebanyakan restoran2 "fancy" bahkan udah ngga nyediain Aqua, boro2 deh ya Aqua yang botol biasa, bahkan Aqua yang reflection (versi high-class/premiumny Aqua yang pake botol dan gelas sendiri) aja ngga ada. You know what they have? Fiji Water. AIr minum aja harus import banget? Personally gw aja ya kalau di restoran mahal gitu.. if the price of the mineral water (Anybrand that is, Equil, or Fiji, or anything else) is more expensive than icea tea, than I'd rather have an ice tea. Padahal.. sebenenrya gw itu kemana pun gw pergi I always ordered mineral water. Cuman kalau harga air putih doang aja lebih mahal dari yang berwarna mending gw pesen yang berwarna aja.
One particular scene yang sampai buat gw mengagaga dan berpikir "BENERAN BANGET NIH?" is the one scene wherre salah satu cewek whichi is si Indri ini mau kopi darat di salah satu restoran di GI. Dia kan harus begaya fancy yeakan, selain nyuri sepatu sama baju salah satu customer di gym kantor dia.. dia beli banget loh plastik barang branded di jembatan busway. (Tory Burch to be exact, biar kesannya abis belanja gitu bzz) LIKE SERIOUSLY ? WHO DOES THAT ? YA kalau dipikir2 emang ada sih. Dulu pas blok M belom sebagus seakrang banyak banget loh di pasar melawai yang jual2 plastik2 barang branded ini, i guess i know the reason behind it..
But than again, itu lah Jakarta. Even though with all the shit we have to up with, (dont even forget about the people. they're the ones making Jakarta even shittier) I still love Jakarta to the very core from the bottom of my heart.