Tuesday, November 4, 2014

(Buku) #2 Rhapsody



Hei, di sebelah dunia bagian mana kau sedang berada?

Sudah bertahun-tahun kau dan aku mencari arah.
Berkali-kali jatuh cinta pada selatan.
Menaruh keraguan pada barat.
Terus menunggu isyarat timur.
Hingga utara pun sudah tak lagi kita percaya.

Sudah kujejaki banyak kisah, kutemui pula banyak luka.
Ternyata, pada kisah lalu milik kitalah harapan itu tetap ada.

Masih kuatkah kau dan aku berjalan?
Atau, kali ini, mungkin pulang akan menjadi jawaban.


Ini buku baru gw beli kemaren. Tapi ternyata pas sampe rumah baru tau kalo gw udah beli juga satu lagi beberapa bulan yang lalu. Jadi sekarang gw punya total 2 kopi. Begitu gw beli yang baru kemaren malemnya perkara ga bisa tidur dan insomnia sampe pagi hari gw memutuskan untuk menghabiskan buku ini semalaman, tanpa memperhatikan jam di dinding. Baru sadar kalau gw selesai membaca buku ini hingga jam 3 pagi.

Pertama, apa sih yang bikin gw interest baca buku ini ? Selain ini ciptaannya gagas media (Dan setelah beberapa tahun belakangan ini tingkat pembelian novel gw makin tinggi, gw melihat kayaknya tiap buku gagas media yang gw beli itu bagus-bagus. Dan biasanya mereka punya cover yang simple tapi menarik. Memang semakin bertambah umurnya seseorang tentu semakin berubah selera mereka, dulu gw bacanya teenlit2an sekarang not anymore. Walaupun kadang gw masih suka beli buku2 cheesy hanya untuk sekedar mengisi waktu luang atau bisa dibilang light reading.

Oke, back to the topic.  Selain penerbitnya si Gagas Media. Gw literally and instatly fall in love sama penjelasan di belakang bukunya. Terutama bagian kata2 


Sudah bertahun-tahun kau dan aku mencari arah.
Berkali-kali jatuh cinta pada selatan.
Menaruh keraguan pada barat.
Terus menunggu isyarat timur.
Hingga utara pun sudah tak lagi kita percaya.

 Gw memang bukan orang yang puitis, dan kurang begitu mengerti puisi-puisi para pujangga yang punya tingkat kesulitan super tinggi yang mungkin dimana gw butuh kamus bahasa Indonesia buat mengartikan kata-per-kata. Tapi, gw suka kalimat2 puitis, atau segala sesuatu yang implisit, membuat para pemnaca agar tergerak untuk mengeksplor kemampuan otak mereka mencari makna sebenernya dari cerita yang tertera. Ada yang bilang "The true poem rest between the word".. Nah ini maksud gw dengan perkataan "gw suka segala sesuatu yang implisit" hehe

Oke mari kita bahas ceritanya. Karakter utama di toko ini itu si Al atau "Abdul Latief", cerita ini diceritakan dengan sudut pandang orang pertama yaitu si Abdul ini. Jadi si Abdul ini menjalankan usaha bisnis hotel warisna dari Bapak dan Ibunya yang sudah meninggal. Usaha hotelnya bisa dibilang gamulu sampai suatu hari datang seorang turis yang mengaku berasal dari Eropa yang datang jauh-jauh ke malang buat ketemu sama si Al ini.

And disini gw ga akan jelaskan siapa bule ini dan darimana dia tahu dan kenal tentang Al ini. (Trust me sebenernya ga kayak se-shocking itu sih, malahan sedikit ketebak tapi ya untuk keep the spice up alive I won't tell it here hehe). Jadi bule ini yang bernama Miguel decided untuk stay disanaa untuk membantu Al menjalankan bisnis "Makasaar Paradise" ini begitu tahu kalau Al ini berencana untuk menjualnya karena bisnis ga kunjung lancar dan sudah ada orang lain yang mau membeli hotel tersebut dengan harga 2-3x lipat dari harga jualnya.

Dimulailah petualangan Al dan si Miguel Ini. Karakter lain di bku ini adalah "Bebi" banci selain adalah teman Al sendiri, dia juga membantu menjalankan bisnis hotel tersebut, dan ada juga kakak Al ya itu Siska, yang tinggal tak ajuh dari hotel Al dan menjalankan bisnis salon setelah kembali pulang dari Australia setelah cerai dengan suaminya setelah bertahun-tahun nikah dan harus menghadapi kenyataan mereka tak kunjung dikarunia ini anak. 

Okei, gw gakan cerita banyak soal buku ini cuman beberapa review atau krtik aja.

Yang pertama, karena ini bukan buku sastra, jadi tentu kalimatnya ga terbelit2 dan gamemperlukan kita untuk mikir beberapa kali untuk menafsirkan artinya karena memang itu apa adanya.

Kedua, cerita petualangan Al dan Miguel dinovel ini diselipkan dengan adegan masa lalu Al ketika ia masih berkenalana di Eropa, lebih tepatnya lagi adegan-adegan Al dan mantan kekasihnay Nadia (yang ketika itu juga berkelana di Eropa) yang sedang mengadakan eurotrip. Dibeberapa adegan itu ada nama perempuan lain yang bernama "Sari" yang ternyata merupakan amntan kekasih dari Al. Ntah kenapa meurut gw karakter "Nadia" kurang meninggalkan kesan, seperti kurang relevan, atau seharusnya ga harus ada apa karakter Nadia itu?  Ya tentunya kalo Nadia ngga ada ga akan adatuh kejadian yang akan berujung dengan seorang bernama Miguel yang datang ke Hotel Al. Tetapi ya, ga jelas gitu menurut gw karakter Nadia ini. Bagaimana Nadia dan Al bisa pacaran? Kenapa Al ibsa begitu cintanya banget sama Nadia? Kenapa Nadia segitu cemburunya sama Sari (yang udah lama banget sebenernya tidak berhubungan dengan Al) padahal ujung-ujungnya dia juga selingkuh? It;s just doesn't that make such sense. 

Ketiga, memang novel/film yang bagsu itu yang jalan ceritanya ga ketebak. Tapi menurut gw pasti kita semua tau gimana ending sebuah film/novel, cuman yang bikin kita penasaram how does it end? Bagaimana perjalanan ceritanya hingga ke kata "The End"? Gw udah tau ending dair novel ini pasti of course happy ending, siapa sih yang mau baca buku juga dengan ending yang sedih? (walaupun sebenarnya I really wouldn't mind sih). Dalam sebuah cerita, pasti ada konflik sebelum ada resolusi dan endingnya. Nah buku yang bagus itu yang konfliknya yang menggigit, yang raunchy!i  Nah, sayangnya menururt gw konfliknya kurang..... menggigit? Jadi ketika hotel ini mulai berjalan dengan lancar, tiba-tiba muncul masalah (of course). Makasaar Paradise tersangkut kasus narkoba dikarenaka salah satu turis dari Hotel itu membawa narkoba. Dari situ masalah mulai merembet dari orang yang demo dan turis yang mulai sedikit berkurang, hingga akhirnya Al berkeputusan untuk menutup sementara hotel itu. Sepertinya..kurang sedikit scandalaous? Ato mungkin ini sebenenrya udah "cukup" kali ya tapi karena hidup gw yang penuh dengan drama aja jadi segalanya gw anggap kurang kah? Haha.

Keempat, jarak dari antara konflik ke resolusi berjalan terlalu cepat. Dan untuk menambah rasa penasaran gw ngga menjelaskan juga gimana hehe. Pembaca itu seakan-akan gadiberikan waktu untuk bereaksi seperti "Waduh gimana nih selanjutnya?" "OMG terus2?" ngga sempat untuk cemas dan pikir apa yang terjadi selanjutyna tau-tau konflik sudah  terselesaikan. And I was like "What?" that fast?

Kelima, hubungan Sari dan Al yang tidak begitu ketebak. Membaca kisah cinta mereka itu rasanya seperti memakan permen, manis, dan bertahan lama. Rasanya seperi ingin menjalankan hubungan yang sama seperti mereka (sekali lagi ini kayaknya dampak gw orang yang terlalu melankolis haha)

Jadi yabegitulah sebagian besar review gw.
Sekali lagi gw jelaskan, gw ini orangnya melankolis, and I tend to see all the bad side from something. Jadi mungkin kalo emang kebanyakan review gw ini berbau negatif maafkan saja, tetapi I know a good book when I buy one. Dan selama ini gw ga pernah kecewa kok sama buku yang gw beli haha. I know a cheesy book when I see one ;)

With love,
Vanessa

No comments:

Post a Comment